www.novelkaskus.com Disini Saya Kumpulkan Novel Story dan Cerita-cerita dari Kaskus

Sepasang Kaos Kaki Hitam #Part 23

Sepasang Kaos Kaki Hitam #Part 23











Part 23

Tadinya gw pikir gw baru akan bangun setelah 1000 tahun setelah seorang puteri mencium gw, tapi baru setengah jam gw terlelap (itupun sudah dengan susah payah) ternyata suara berisik dari luar berhasil membuat gw terjaga. Pengapnya kamar juga membuat gw sesak bernapas. Maka gw putuskan segera keluar dan duduk di tembok balkon dengan rambut dan wajah masih acak-acakan.

Indra sedang duduk di depan pintu kamarnya, dan Pak Haji sedang berbincang bersama seorang pria di depan pintu kamar nomor 20, kamar kosong yg ditinggalkan oleh pasangan suami istri yg dulu menghuninya. Nampaknya pria itu akan jadi penghuni baru di kosan ini. Pria berambut ikal dengan kumis dan jenggot lebat serta berkacamata. Hampir sebagian wajahnya tertutup rambut-rambut dari kedua jambangnya.

“Siapa tuh dul?” tanya gw ke Indra yg berjalan mendekat.

“orang baru,” katanya seraya duduk di sebelah gw. “gantiin Mas Harjo.”

“ah, tapi tetep aja bakal sepi seperti biasanya. Liat aja dua kamar di seberang kita, udah kayak nggak ada penghuninya aja. Mereka nggak pernah bersosialisasi sama kita-kita ya?”

“mereka pada sibuk. Wajarlah, gawe di pabrik otomotif macem gitu, pasti lemburannya kenceng,” dia mengambil sebatang rokok dan menyulutnya. “kadang gw suka iri sama mereka berdua, pasti asyik yah punya gaji gede.”

“tapi lo mesti ngorbanin banyak waktu lo, kayak mereka ini. Lo mau?”

“yaah...kalo Sabtu-Minggu masih libur sih oke aja gw mah. Yg penting duid banyak.”

“yaelaah...syukuri aja apa yg ada dul.”

“haha.. iya sih, gw segini juga udah bersyukur banget dapet gawean. Temen-temen angkatan gw aja masih banyak yg nganggur.”

“gw juga ngerasa beruntung bisa nyampe sini. Di kota kelahiran gw lapangan pekerjaannya nggak seluas di Jakarta ataupun di sini. Makanya sejak awal kuliah dulu gw udah tekadkan untuk ngerantau. Jauh dikit dari orangtua gak papa lah asal lebaran bisa balik.”

“eh, pacar lo itu asli mana sih?”

“pacar yg mana?”

“gebetan baru lo itu, si cewek aneh. Anak mana dia?”

“bujug buneng, sejak kapan gw jadian sama tuh cewek?”

“tapi keliatannya lo deket banget sama Meva.”

“deket bukan berarti jadian kan?”

“yaah....kali aja entar kalian bisa jadian.”

Gw tertawa pelan.

“gw terlalu sayang sama Echi, dul. Susah banget ngelupain dia.”

“yaaah mulai lagi deh ngomongin ini.” Indra menggaruk kepalanya. “kenapa sih lo terlalu sentimentil gitu?”

“namanya orang ditinggal pacar gimana sih? Lo belum pernah ngerasain ini sih......”

“gw emang nggak pernah ngerasain ditinggal pacar, tapi gw tau gimana kehilangan yg lo rasain. Sejak SMP gw ditinggal bokap gw. Seenggaknya gw tau gimana rasanya ditinggal mati.”

“udah ah, jangan bahas ini.” Gw menggeliat melemaskan otot. Di depan kami Pak Haji dan pria itu nampak turun ke tangga. Dari pembicaraan yg sempat gw dengar upanya mereka sudah menemukan kesepakatan dan si pria akan mulai tinggal di kamar itu nggak lama lagi.

“gw tidur dulu ya? Dari balik gawe semalem gw belum tidur nih. Mumpung libur bisa seharian ngebo. Hehehe...” dan Indra berjalan ke kamarnya.

Tuh kan, gw sendirian lagi... huh, mungkin gw memang ditakdirkan untuk selalu sendiri. Iseng gw berjalan ke kamar Meva. Di depan pintu gw hentikan langkah. Pemilik kamar ini pasti masih sibuk di kampusnya. Secara baru satu jam yg lalu dia pergi. Gw buka pintu kamar dan masuk ke dalamnya. Berdiri memandang berkeliling memperhatikan hasil kerja gw barusan, lalu gw duduk di tepi kasur.

Kenapa sih tuh cewek seneng banget gelap-gelapan di kamer? Gw pernah sarankan ganti lampunya dengan lampu freon tapi Meva menolak dan ingin mempertahankan lamu kusam di kamarnya ini. Lalu pandangan gw beralih ke lemari kecil tempat dia menyimpan pakaiannya. Gw ingat benar waktu Meva membenahi lemari itu, ada banyak stoking hitam yg biasa dipakainya. Bener-bener, meskipun gw udah lumayan kenal dekat, tetep aja Meva merupakan sosok misterius di mata gw. Gw yakin, banyak yg nggak gw tau tentang cewek yg satu ini.

Dan pandangan mata gw tiba-tiba terpaku ke tumpukan buku di samping dispenser. Mendadak gw pengen tau anak Sipil kalo kuliah belajar apa aja ya.. gw ambil buku paling atas di tumpukan. Sebuah buku tulis besar tapi tidak terlalu tebal. Sesuatu jatuh dari dalamnya saat gw membuka halaman pertama. Secarik kertas warna abu-abu. Mirip potongan dari sebuah surat kabar.

Gw ambil kertas kecil itu. Memang potongan dari sebuah halaman surat kabar. Tapi bukan surat kabar biasa. Ini surat kabar berbahasa Inggris. Di bagian paling atas potongan itu terdapat judul ”Children of God”. Dan di bawahnya tampak wajah seorang pria bule, tua dan berjanggut putih.

“hebat juga tuh cewek bacaannya koran Inggris,” gw tersenyum kecil.

Gw taruh lagi potongan kertas itu ke dalam buku. Gw nggak mau menimbulkan kecurigaan dengan mengacak isi kamar ini. Saat gw buka lembar ke tiga buku itu, terdapat potongan surat kabar lagi. Kali ini kertasnya tertempel di halaman buku. Buku ini pasti adalah kliping, kata gw dalam hati. Tap anehnya lagi-lagi gw menemukan kata ”Children of God” di judul potongan surat kabar itu. Beberapa gambar tampak kumpulan orang sedang menyembah sesuatu, dan seperti seseorang yg sedang berdiri di tengah ruangan dengan kaca berukir mozaik layaknya sebuah gereja.

Di halaman lain gw menemukan sebuah artikel berjudul “Anak-Anak Tuhan Mulai Masuk ke Indonesia”. Dan gambar pria tua berjanggut putih kembali menghiasi gambar penjelas dari artikel ini. Di bawah gambarnya ada kalimat “David Berg, pendiri Children Of God”. Gw buka lagi lembar berikutnya dan kali ini sebuah artikel berjudul “The Family Was Exist”.

Karena gw nggak begitu ahli berbahasa Inggris, butuh empat sampai lima kali buat gw mencoba menterjemahkan kalimat di artikel itu. Tapi tetap saja gw nggak paham dengan isinya. Pandangan mata gw tertuju pada sebuah majalah berbahasa Inggris yg tergeletak di bawah buku yg gw ambil. Lagi-lagi wajah pria tua itu gw lihat, di cover depan terpampang sebagai sampul majalah, dan gw sangat tertarik dengan tajuk majalah itu : ”Children of God”.

Gw nggak begitu hafal isinya, tapi ada satu kalimat yg menarik perhatian gw. Bunyinya kurang lebih seperti ini :

In the quitness of your chamber when you’re alone, you can tell Me you love Me and you can show Me you love Me. For this intimate and special way of loving Me...

Kalimat itu banyak muncul di beberapa halaman. Entah apa arti kalimat itu, gw nggak begitu tetarik. yg pasti gw sendiri memang bukan kutu buku y hobi baca, apalagi bacaan yg aneh-aneh macem ini.

Gw tutup majalah dan gw taruh lagi di tempatnya sebelum gw ambil. Gw samasekali nggak mengerti dengan artikel-artikel yg dikoleksi Meva. Selera baca yg aneh, menurut gw. Dan setelah ini gw benar-benar yakin bahwa cewek yg satu ini memang benar-benar aneh.......................




share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by sesuhay, Published at 08.00.00 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar