www.novelkaskus.com Disini Saya Kumpulkan Novel Story dan Cerita-cerita dari Kaskus

Sepasang Kaos Kaki Hitam #Part 30

Sepasang Kaos Kaki Hitam #Part 30













Part 30

Ciuman itu cukup "mengganggu" gw. Malam setelah kejadiannya, gw nggak bisa tidur sepanjang malam! Menjelang subuh baru bisa pejamkan mata. Dan bukan cuma itu, gw yg dulunya nyantai sekarang mendadak jadi sedikit gugup saat ngobrol atau saat maen catur bareng Meva. Gw merasa, entahlah mungkin ini cuma perasaan gw aja, beberapa kali Meva mencuri pandang ke gw pas gw lagi nggak fokus ke dia.

Gw canggung. Padahal Meva sendiri nggak menunjukkan perubahan sikap apapun setelah hari itu seolah kecupan di pipi gw hanya terjadi di dongeng anak-anak. Dia tetep Meva yg biasanya, bertindak semau sendiri dan diktator ( gw suka banget nyebut kata ini, berasa keren ya?? ). Makanya sekarang gw lagi berusaha menetralkan sikap gw, coz kayaknya dia tau perubahan sikap gw ini.

Nggak bisa dipungkiri, gw memang suka sama Meva. Sejak pertama dia nyapa gw waktu itu, gw memang sering bermimpi bisa jadi cowoknya. Tapi ya itulah, itu hanya sebatas mimpi indah buat gw, yg saat gw terbangun nanti mimpi itu akan berakhir.

Gw bisa aja ungkapkan perasaan gw ke dia, tapi gw takut itu bener-bener akan mengubah keadaan kami. Gw nggak mau ini berakhir, berubah sedikitpun gw nggak mau. Maka yg bisa gw lakukan hanyalah sebisa mungkin tetap terlelap dalam mimpi dan berharap pagi nggak akan cepat datang.....

"Ri, nyanyiin lagu dong buat gw?" kata Meva sore itu.

Gw dan Meva lagi maen catur.

"Apaan? Orang lagi maen catur malah nyuruh nyanyi," gw anggap ini permintaan teraneh dari dia. "Oh..gw tau, ini cuma trik lo doang kan buat membuyarkan konsentrasi gw? Biar lo bisa menang."

"Yaelah nggak pake trik juga gw udah menang khan?"

Gw nyengir malu.

"Ya udah tuh giliran lo jalan," gw menunjuk pion miliknya.

"Enggak mau. Gw mau denger lo nyanyi."

"Ah, gitarnya ada di kamer Indra dan dia masih gawe. Kamernya dikunci. Bisa dimengerti Teh? Sok atuh ayeuna jalankeun tah eta kuda na."

Meva menggeleng.

"Nggak mau," katanya menatap gw penuh harap.

"Lo nyerah nih?" gw bersiap mengambil bedak di bawah meja.

"Nyanyi dong...suara lo kan bagus tuh...gw sering denger lo nyanyi kok."

"Tapi suara lo lebih bagus."

"Tau darimana? Gw nggak bisa nyanyi."

"Lha, waktu itu khan malem-malem lo nyanyi sambil gw maen gitar? Masa lupa sih?"

Meva nampak berpikir.

"Anggep aja gw lupa deh," dia terkikih pelan. "Gw lupa sumpah."

Gw gelengkan kepala. Mungkin waktu nyanyi lagu Jamrud itu dia lagi nggak sadar kali ya?

"Ya udah kalo lo nggak mau nyanyi, gw mau tanya.."

"Banyak banget mau lo!"

"Iiih, gw belum selesai ngomong juga," katanya sambil melotot. "Dengerin dulu gw ngomong."

"Dasar tukang maksa," gumam gw pelan.

"Apa lo bilang tadi?"

"Eh, gw nggak ngomong apa-apa kok. Udah sok atuh mau tanya apa?"

"Gini, gw mau tanya.."

"Iya tapi mana pertanyaannya??"

"ARI!!" Meva berteriak kesal. "Jangan potong omongan orang laah!"

"Hehehe..iya iya maap."

Meva mencibirkan mulutnya kesal ke gw.

"Emh...gini, seandainya lo adalah cowok gw, lo akan nyanyiin lagu apa buat gw?" tanyanya.

"Wah, gw kan bukan cowok lo?"

"Ini kan kita lagi berandai-andai!"

"Iya iya, sewot mulu ah."

"Ya elonya sih ngeselin! Udah buruan jawab."

Gw berpikir sejenak. Lalu gw teringat sebuah lagu.

"Mungkin The Pretenders yg judulnya I'll Stand By You," kata gw akhirnya.

"Oiya? Lagunya gimana sih?"

Gw diam.

"Tuh kan ujung-ujungnya tetep gw disuruh nyanyi juga!" kata gw sadar.

"Ya udah apa susahnya sih?"

"Gitarnya di dalem kamer. Males gw ngambilnya."

"Ya udah atuh, acapella an aja."

Gw menggeleng.

"Please....." pintanya merayu. "Sampe reff nya aja deh?"

Gw mendengus keras.

"Cuma sampe reff doang lho," kata gw.

"Iya nggak papa! Ayo buruan."

Akhirnya gw ambil gitar dari kamar, duduk menghadap Meva dan mulai bernyanyi sambil menghafal lirik yg hampir gw lupa...

Oh, why you look so sad?
Tears are in your eyes
Come on and come to me now
Don't be ashamed to cry
Let me see you through
'cause I've seen the dark side too

When the night falls on you
You don't know what to do
Nothing you confess
Could make me love you less

I'll stand by you
I'll stand by you
Won't let nobody hurt you
I'll stand by you
So if you're mad, get mad
Don't hold it all inside
Come on and talk to me now

Hey, what you got to hide?
I get angry too
Well I'm a lot like you

When you're standing at the crossroads
And don't know which path to choose
Let me come along
'cause even if you're wrong

I'll stand by you
I'll stand by you
Won't let nobody hurt you
I'll stand by you
Take me in, into your darkest
hour
And I'll never desert you
I'll stand by you...

Spoiler for video

Hening...

Meva menatap gw sambil tersenyum. Gw juga diam menatap dia. Sampai gw lihat bahunya mulai bergetar. Meva berkaca-kaca.

"Sorry. Belum pernah ada yg nyanyiin lagu buat gw sebelum ini...." kata Meva usapi airmatanya. "Lo yg pertama Ri. Nice song...."

Gw tersenyum. Menyandarkan gitar di dinding lalu mengetuk papan catur pelan.

"Oke," kata gw. "Jadi bisa kita lanjutin maennya?"

Meva tersenyum.

"Thanks .."

Gw jawab dengan anggukan kepala. Dan sore itu kami lanjutkan main catur sampe maghrib...



share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by sesuhay, Published at 09.24.00 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar