www.novelkaskus.com Disini Saya Kumpulkan Novel Story dan Cerita-cerita dari Kaskus

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 32

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 32

Gerombolan pria bersepeda motor itu menghentikan motornya. Seorang yang diyakini sebagai ketua turun dari motor nya dan menghampiri Hanif.
"mau kemana bro, tampang lo gak asyik banget. Sok alim banget. Sepertinya lo bukan orang sini ya" tegur orang itu dengan sedikit galak.
"saya memang bukan orang sini mas" jawab hanif dengan sopan.
"saya ketua genk motor di wilayah ini. Setiap orang baru wajib memberi uang keamanan pada ku" kata ketua genk.
"Astagfirullah... Kamu bukan siapa-siapa saya. Kamu tahu kelakuan kalian meresahkan dan merugikan masyarakat. Sadarlah... Bertobat kejalan Tuhan. Berbuat baik untuk bangsa dan negara" kata Hanif menasihati.
Petuah Hanif bukannya didengarkan malah si ketua menjadi naik pitam. Lalu anak buahnya turun dari motornya dan menyerang hanif dengan tinjuan dan tendangan. Hanif yang sudah siaga dengan sigap menghindar. Kemudian terjadi perkelahian sengit disebuah tanah lapang.
Hanif tak begitu sulit mengatasinya. Karena mereka tidak memiliki kecakapan beladiri. Anak buah genk motor yang berjumlah 6 orang itu pun roboh bergelimpangan terkena pukulan hanif. Mereka meringis kesakitan.
Sang ketua tidak tinggal diam. Ia melompat dan melancarkan tendangan ke dada hanif. Hanif dengan lincah mengelak. Terjadi kembali pertarungan sengit. Kali ini sang ketua lumayan memiliki gerakan silat.
Hanif tak butuh lama mengatasi genk motor itu. Dengan sabetan surban nya si ketua jatuh terbanting ke tanah dan tak berdaya kesakitan. Hanif mendekati nya.
"ampun bos... Jangan hajar saya lagi" rintih si ketua genk.
"saya tidak akan menghajar mu lagi tapi biar yang berwajib yang memproses kalian. Perbuatan kalian sudah melanggar hukum" kata hanif.
Tak berapa lama datanglah beberapa polisi dan segera menangkap mereka. Setelah meminta informasi dari hanif para penegak hukum ini segera membawa para genk motor untuk di proses.
- Lastri merasa galau. Airmata nya terus berderai. Ia merasa sudah menghianati Hanif. Tapi kesedihan nya itu sekuat mungkin ia sembunyikan. Ia tetap mencoba tersenyum ditafsirkan yuda dan ibunya.
Pagi itu yuda berniat mengajak lastri berbulan madu kesebuah vila yang terletak disebuah tempat yang nyaman. Villa itu berada disebuah desa dikaki bukit. Desa yang sejuk dengan udara pegunungan yang segar. Dengan pepohonan dan tumbuhan yang masih terjaga. Jauh dari polusi dan keramaian kota.
Yuda mempersiapkan barang-barang dibantu pembantu nya. Mereka memasukkan ke mobil. Lastri telah rapi dan terlihat bersama ibunya yuda. Setelah semuanya siap yuda dan lastri pun berangkat. Ibunya yuda dan pembantunya melambaikan tangan melepas keduanya.
Yuda mengemudi mobilnya dengan hati-hati. Senyum bahagia selalu terpancar dibibirnya. Lastri pun bahagia dengan menyandarkan kepalanya dibahu yuda. Keduanya melintasi jalan tol kemudian memasuki pedesaan yang asri. Perjalanan itu lumayan memakan waktu yang panjang.
Beberapa jam akhirnya sampailah kedua disebuah vila yang mewah. Dengan arsitektur yang bernilai tinggi. Di villa ini tinggal pak udin dan istrinya. Mereka penduduk setempat yang digaji yuda untuk mengurus villa itu.
Yuda dan lastri beristirahat diruang tamu. Pak udin menurunkan barang sedangkan istrinya menyiapkan makan siang. Lastri turut ke dapur. Melihat-lihat seisi ruangan. Ada kesan aneh ketika lastri melihat sebuah lukisan wanita berbusana kerajaan yang terpajang di dinding. Gambar wanita cantik itu bersorot mata tajam dibalik keanggunan nya.
Lama lastri memandang lukisan itu hingga tiba-tiba ia terkejut karena ada seseorang yang menjamah pundaknya dari belakang.
---------------------Bersambung-----------------------
[Baca Part Sebelumnya - Selanjutnya - atau Baca List Part untuk melihat List Artikel agar memahami isi cerita..]



share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by sesuhay, Published at 04.55.00 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar