www.novelkaskus.com Disini Saya Kumpulkan Novel Story dan Cerita-cerita dari Kaskus

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 41

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 41

Para penumpang kapal pesiar menjadi tegang dan panik. Mereka mendadak menjadi ketakutan. Mereka membayangkan akan kematian yang ada didepan mata.
Monica menangis memeluk Aditya. Mukanya menjadi pucat. Aditya mencoba menenangkan nya. Aditya siaga dan berkonsentrasi. Ia memejamkan mata. Beberapa saat kemudian aditya menjadi terkejut.
Dalam pandangan mata batinnya aditya melihat ada komunitas negeri jin di dasar samudera yang akan dilalui kapal itu. Bangsa jin itu marah kawasan mereka dilewati bangsa manusia. Bangsa jin itu sangat bengis. Mereka mampu melakukan apa saja untuk mencelakakan umat manusia. Termasuk mendatangkan badai besar untuk menghancurkan kapal ini.
Tiba-tiba kapal berguncang-guncang kembali. Kali ini lebih kuat. Para penumpang berteriak ketakutan. Mereka bingung dan panik. Mereka mulai berhamburan. Monica menangis dalam ketakutan nya.Aditya merasa harus melakukan sesuatu. Aditya memanggil eyang guru untuk datang.
Sang eyang mengetahui jika muridnya dalam situasi genting. Sang eyang tiba-tiba muncul disamping aditya.
"Aditya... Kita harus melakukan sesuatu..." kata eyang guru.
"apa itu guru...?
"kamu harus menghalau serangan jin yang berusaha merobohkan kapal ini. Sedang saya akan membujuk raja jin untuk berdamai" kata eyang.
"ikut aku...! Kata eyang lagi.
Aditya melepaskan monica. Ia terpaksa meninggalkan istrinya itu yang sangat shok. Aditya sebenarnya tidak tega. Namun demi nyawa orang banyak. Aditya membawa monica ke tempat aman. Monica menangis tidak mau ditinggalkan nya. Namun aditya tetap mantap mengikuti sang guru ke buritan kapal.
Sesampainya di buritan kapal, eyang guru dan aditya segera menceburkan diri ke laut. Tampak ombak semakin ganas. langit mendung dengan petir yang menyala - nyala.
Sesampainya didalam laut aditya segera memagari badan kapal dengan kekuatan ghaib. Agar kekuatan hitam bangsa jin tak menyentuhnya. Aditya terkejut karena tiba-tiba ada seekor ular besar sebesar batang kelapa menghampirinya dengan buas. Aditya melesat menghindari sabetan ekor si ular.
Sedangkan eyang guru mendekati istana jin didasar laut. Belum lagi sampai tiba-tiba lima prajurit bangsa halus menghadang dan menyerangnya. Eyang guru menyambut mereka dengan kesaktian nya.
- Hanif mengernyitkan dahi melihat Aldo termenung diteras rumah. Pemuda itu terlihat gundah. Aldo berkunjung ke rumah hanif namun tampak sedang memiliki masalah.
"Ada apa Aldo, kamu tampak murung. Kalau ada masalah cerita lah pada kakak. Mana tahu, kakak bisa membantu..." kata hanif dengan ramah.
"begini kak.. Aku malam ini ada pertandingan balap motor. Pada minggu lalu aku kalah. Malam ini aku ada pertandingan lagi. Resikonya jika aku kalah aku harus pindah sekolah begitu juga sebaliknya. Karena lawan saya adalah teman sekolah saya" kata Aldo.
Hanif menghela nafas. Ia faham pergaulan anak muda sekarang. Demi harga diri apa saja dapat ditaruhkan. Walau terkadang itu tidak benar.
"Aldo... Anak muda seusia mu wajar jika darah muda mu bergolak. Namun engkau harus bisa mengendalikan diri, mencari hal positif dan menjauh hal negatif. Masa muda masa keemasan, jangan sampai sebuah kesalahan menghancurkan semuanya" kata hanif bijaksana.
"Iya kak. Sekarang Aldo sadar. Lantas sekarang bagaimana kak.. Aldo tak mau pindah sekolah jika Aldo kalah. Lawan Aldo benar-benar hebat" keluh Aldo.
"kalau begitu serahkan semuanya pada kakak"
hanif mengajak aldo ke arena balapan motor. Hanif mengemudikan motor sport Aldo dengan lincah. Ia bermaksud menggantikan Aldo untuk bertanding melawan teman Aldo.
- kapal pesiar mewah itu miring ke kiri ketika sebuah ombak besar menghantam dinding kapal empat lantai itu. Para penumpang menjerit histeris. Sebagian dari mereka melakukan doa. Sebagian lagi berlari menuju sekoci. Monica yang bingung mencari aditya tampak bergabung dengan orang-orang yang menuju sekoci. Para kru kapal berusaha sekuat tenaga menjaga kestabilan kapal dan menenangkan para penumpang.
Aditya bertarung dengan sengit melawan ular raksasa bermata keemasan itu. Rupanya ular itu adalah patih dari raja jin laut. Ular itu sangat tangguh. Beberapa kali aditya terkena sabetan ekornya.
Aditya terguling di dalam air. Aditya muntah darah namun sebisa mungkin ia tetap waspada pada keganasan ular itu. Ular itu bergerak menyerang nya kembali. Kali ini si ular menyemburkan api dahsyat ke arah aditya. Aditya menyambutnya dengan pukulan ilmu karomah suci. Dua kekuatan besar beradu. Air laut menjadi pasang.
Si ular menggelepar terkena serangan aditya. Tubuhnya terbakar api besar. Anehnya api itu menyala meski didalam air laut. Si ular raksasa akhirnya binasa termakan api.
Aditya terkejut melihat kapal itu yang sudah miring. Aditya segera bergerak secepat kilat menahan kapal itu. Lalu dengan segenap kemampuan nya ia mendorong kapal itu agar tegak kembali.
Eyang guru melepaskan sebuah sinar putih untuk menghadapi para prajurit jin itu. Seketika tubuh bangsa halus itu hancur berantakan.
Melihat Patih dan para prajurit nya tewas, raja jin paham jika musuh mereka bukan orang sembarangan. Ia bangkit dari kursi kebesaran nya. Wajah nya tampak gelisah dihadapan para abdi nya. Tak berapa lama eyang guru sampai dihadapan nya.
"selamat datang tamu ku. Maafkan bangsa kami yang hampir saja menenggelamkan kapal itu. Karena sebelumnya bangsa manusia mengganggu kami. Mereka melalui wilayah kerajaan kami tanpa permisi. Melihat kekuatan mu , kami menyerah dan mengaku kalah" kata raja jin.
---------------------Bersambung-----------------------
[Baca Part Sebelumnya - Selanjutnya - atau Baca List Part untuk melihat List Artikel agar memahami isi cerita..]



share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by sesuhay, Published at 05.40.00 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar