www.novelkaskus.com Disini Saya Kumpulkan Novel Story dan Cerita-cerita dari Kaskus

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 45

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 45

Monalisa tak menjawab pertanyaan intan dari balik telepon. Ia tak kuasa menahan perasaan nya bercampur aduk didadanya.
- Risma tiba dirumah menjelang malam. Ia agak heran melihat raut kakak nya yang terlihat begitu serius.
"Ada apa kak. Kok sepertinya tatapan kakak begitu aneh kepadaku ?
Tanya risma heran.
"kakak ingin bertanya. Engkau sudah berpacaran dengan mas Hanif ?
Risma mengernyitkan dahi mendapat pertanyaan itu.
"Nggak... Lagian kenapa juga kak kalau aku pacaran sama dia. Orangnya ganteng dan baik juga khan ? Jawab risma.
Monalisa tersenyum tipis. Risma tak paham arti senyuman itu. Akhirnya risma pamit untuk ke kamarnya.
Didalam kamar risma termenung.
"Sejujurnya aku suka mas hanif. Aku akan mendapatkan nya..." katanya pelan.

- lastri duduk melamun dikamar nya. Sudah sepekan yuda di luar negeri. Biasanya setiap hari yuda selalu menelepon untuk memberi kabar. Namun hari ini yuda belum juga menghubungi nya. Entah kenapa hati lastri begitu was-was dan gelisah. Ia kepikiran sang suami. Beberapa kali ia menoleh pesawat telepon yang tak kunjung berdering.
Lastri keluar dari kamarnya. Ketika ia tiba diruang tengah ia dikagetkan oleh jatuhnya bingkai foto yang terpasang didinding. Difoto itu terlihat yuda, lastri dan ibunya. Lastri menjadi deg-degan. Ia merasa tidak enak. Lalu ia segera bergegas meraih foto itu dan merapikan nya.
Tak berapa lama pintu ruang tamu diketuk seseorang. Lastri kemudian segera membuka pintu. Ibu mertuanya dari dalam muncul.
Rupanya lastri kedatangan tiga orang polisi. Lastri tampak heran dengan para tamu nya ini.
"maaf ini kediaman bapak yuda Wicaksono. Dan saya berbicara dengan ibu Lastri" tanya seorang polisi yang paling depan.
"ya benar... Jawab lastri.
"bersabar lah bu dalam musibah ini. Sebuah pesawat dari luar negeri mengalami kecelakaan. Pesawat itu jatuh disebuah laut. Dari daftar nama korban kami mendapat laporan jika ada sepuluh warga indonesia yang menjadi korban. Dan salah satunya suami ibu.. Bapak yuda Wicaksono" kata polisi tersebut.
"ya Tuhan. Benarkah itu pak. Tidak mungkin..." pekik lastri.
Lastri dan mertuanya terperanjat. Bagai petir menyambar disiang hari. Dunia terasa gelap. Lastri masih meragukan berita itu. Ia segera menghidupkan televisi untuk menyimak berita. Lastri menjadi lemas setelah benar-benar melihat berita yang diliput siaran televisi. Di berita itu diwartakan sebuah pesawat jatuh di sebuah lautan. Tidak ada korban selamat. Satu demi satu korban di evakuasi.
Lastri menangis sesenggukan. Ia histeris memanggil nama yuda dengan penuh kepiluan. Tubuh nya lemah dan batinnya terguncang. Detik selanjutnya tubuhnya ambruk ke lantai dan jatuh pingsan. Ibu mertuanya tak kalah syok. Ia benar-benar terpukul dengan berita itu. Tiba-tiba ia terkena serangan jantung. Tubuhnya ambruk disisi menantunya. Para polisi yang menyaksikan peristiwa mengharukan ini segera menolong keduanya.
- Hanif menemui monalisa disebuah tempat wisata yang romantis. Gugusan pegunungan, sebuah air terjun, dan panorama alam yang hijau subur dan udara sejuk. Monalisa berdiri menatap keindahan alam ketika hanif tiba dihadapan nya. Raut wajah gadis ini tampak lesu tak seceria biasanya.
"Sayang sekali, sekuntum bunga yang indah. Terlihat layu. Apakah sebab gerangan yang membuat bunga bersedih..." kata hanif bersajak.
Monalisa menoleh kepadanya.
"bagaimana bunga tidak bersedih jika kumbang yang dirindukan tidak mengerti.." sahut gadis cantik ini.
Monalisa berlari mendekati air terjun meninggalkan hanif. Pemuda ini mengikuti nya.
"tahukah monalisa sejak awal bertemu aku menemukan obat lukaku pada dirimu. Namun rasa itu ku pendam setelah aku tahu engkau sudah berpunya" kata hanif.
Monalisa merasakan bagai tersiram embun yang menyejukkan.
"aku sudah mengakhiri hubungan ku dengan tomy. Aku merasa engkau lah pria yang dapat membuat hari-hari ku terasa indah. Aku jatuh hati padamu. Apakah engkau juga mencintai ku mas hanif"
hanif tersenyum. Ia menganggukan kepala.
Hanif kemudian menggenggam tangan gadis cantik ini. Monalisa sangat bahagia. Pemuda tampan ini kemudian mencium tangan nya dengan mesra.
- lastri sadar dari pingsan nya. Ia berada disebuah ruangan rumah sakit. Ia tidak tahu berapa lama ia pingsan. Jarum infus masih melekat ditangannya. Tangisnya kembali membuncah ketika teringat yuda, suaminya.
Tak lama pintu ruangan terbuka. Seorang dokter masuk bersama bi Minah , pembantu lastri.
"Syukurlah ibu sudah siuman setelah pingsan tiga hari. Hari ini kondisi ibu sudah membaik dan boleh pulang" kata dokter.
"ibu mertua saya mana dok..?
Dokter terdiam sejenak. Ia menghela nafas panjang. Lastri menatap dokter dengan tidak mengerti.
"maafkan saya bu lastri. Saya sudah berupaya namun Tuhan berkehendak lain. Mertua ibu meninggal dunia karena serangan jantung tiga hari yang lalu. Ibu harus sabar. Ini ujian dari yang maha kuasa"
lastri terperanjat. Hatinya kembali dicekam duka nestapa.
"apa... Tidak. Ibu kenapa engkau juga meninggalkan aku bu..." jerit lastri.
Suasana menjadi begitu haru. Lastri menangis sesenggukan. Pembantu nya turut menangis. Lastri kehilangan dua orang yang sangat berarti dalam hidupnya. Kenyataan pahit ini sangat mengguncang jiwanya.
- pembantu lastri membimbingnya tiba dirumah. Ia mengantarkan nyonya nya ke kamar. Sesampainya dikamar lastri kembali menangis. Ia pandangi foto yuda yang terpajang dimeja kamar. Ia ambil foto itu dan ia dekap dengan erat. Bi minah berlinang airmata melihat nyonya nya begitu terpuruk.
---------------------Bersambung-----------------------
[Baca Part Sebelumnya - Selanjutnya - atau Baca List Part untuk melihat List Artikel agar memahami isi cerita..]



share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by sesuhay, Published at 03.13.00 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar