www.novelkaskus.com Disini Saya Kumpulkan Novel Story dan Cerita-cerita dari Kaskus

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 51

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 51

Hanif memutuskan untuk meninggalkan kota yang telah mempertemukan nya dengan monalisa. Ia meninggalkan rumah milik monalisa yang selama ini ditinggali nya karena memang kosong. Hatinya begitu perih. Wajah monalisa terus membayang dipikiran nya. Namun karena kedua orang tua monalisa yang tak merestui nya dengan berat hati ia berusaha melupakan kekasih nya itu.
Hanif berjalan menyusuri ramainya pasar tradisional. Ia berniat ke terminal. Niat nya adalah kembali ke kampung halamannya.
Ketika ia sedang santai berjalan, kedua telinganya terusik oleh suara yang memelas. Tampak seorang ibu tua yang berdagang sayur tengah diperas oleh lima orang preman pasar.
"ampun bang. Saya tidak punya uang. Dagangan saya belum laku..." kata ibu itu dengan memelas.
"Saya tak mau tahu. Pokoknya setiap hari semua pedagang disini harus setor uang pada ku. Kalau tidak mau ku obrak - abrik dagangan mu...! Bentak ketua preman.
Bukannya iba ia malah merebut tas milik ibu itu. Lalu merampas sejumlah uang ribuan. Ia tertawa terbahak-bahak disusul empat anak buahnya.
Melihat itu Hanif tak tinggal diam. Ia terpanggil untuk menegakkan kebenaran. Ia hampiri preman itu.
"kembalikan tas ibu itu. Sungguh tak tahu malu menindas orang lemah..." kata hanif lantang.
Semua mata beralih pada hanif.
"kutu kupret, mau jadi pahlawan kamu.. Anak buah hajar dia...!" teriak ketua preman.
Empat orang preman segera menyerang hanif. Hanif dengan sigap menghadapi serangan yang tak seimbang itu. Ibu pedagang tampak tegang. Sedangkan orang-orang mulai berkerumun menyaksikan keberanian Hanif.
Hanif memang jago beladiri. Ia dapat dengan lincah memukul telak lawan-lawan nya. Si ketua preman tampak geram. Ia mengerti hanif memang hebat. Karena serangan anak buahnya dapat ditangkis dengan mudah. Sang ketua mengeluarkan sebuah clurit dari balik jaket nya. Ia berniat membokong ketika hanif lengah.
Hanif tak sadar ia dalam bahaya. Ia masih bertarung menghadapi anak buah preman yang brutal itu. Mata ketua preman menatap tajam. Disebuah kesempatan ia berlari dengan cepat kearah hanif. Clurit tajam ditangannya siap ia tebaskan ke leher Hanif. Orang-orang berseru ketakutan. Mereka paham keganasan preman - preman itu.
Hanif terlambat menyadari serangan itu. Ia tak mungkin dapat mengelak. Ketika tinggal beberapa detik clurit itu menghantam tubuh hanif. Sebuah bayangan berkelebat melayangkan tendangan ke dada ketua preman. Si preman terpental dan tersungkur ditanah. Senjata nya tergeletak ditanah. Sedang ia tampak tak berdaya karena terkena tendangan kuat.
Semua mata mengarah pada orang yang menolong hanif. Hanif yang mengenal orang itu berseru.
"Aditya..."
rupanya Aditya yang datang. Pria itu tersenyum dan melangkah kearah Hanif.
"kau tidak apa-apa Hanif.." tanya nya.
"terima kasih Dit.." kata Hanif.
"syukurlah... Hanif mari kita lupakan yang telah lalu. Aku minta maaf tidak dapat membantumu menjaga lastri.."
hanif tersenyum dan tampak lebih bersahabat.
"aku mulai mengerti sekarang. Cinta tak harus memiliki. Kamu tidak salah Dit, semua hanya salah paham saja.." kata hanif.
Aditya tampak lega. Anak buah preman yang bergelimpangan ditanah segera bangkit dan membawa bos mereka kabur dari tempat itu. Sebelumnya Aditya menggertak mereka agar tidak berbuat onar lagi.
- lastri berbelanja ke swalayan untuk kebutuhan memasak di warung nasinya. Ia tampak asyik memilih aneka sayuran, dan ikan. Ia tampak sangat bersemangat.
Namun konsentrasi terganggu ketika tiba-tiba masuk dua pria bertampang sangar memakai kacamata hitam. Dua orang itu gerak-gerik nya mencurigakan. Lastri menjadi risih. Lastri segera menyelesaikan belanja lalu bergegas keluar swalayan. Lastri buru-buru naik angkot. Ketakutan nya semakin menjadi ketika dua orang itu keluar swalayan dan bergerak kearahnya.
Sopir angkot melajukan kendaraan nya. Lastri mulai sadar, orang-orang misterius itu menguntitnya. Lastri tak kehilangan akal. Ia segera turun ketika berada didepan mall. Ia cepat-cepat masuk ke mall sambil terus waspada.
Sementara dua orang itu terus mengikuti angkot tersebut dengan sebuah mobil. Pada suatu ketika, orang itu berhasil menghadang angkot tersebut. Lalu dua orang misterius ini menghambur ke dalam angkot dan membius seorang wanita. Mereka tidak tahu jika wanita itu bukan lastri. Sopir angkot mengigil diancam dengan sebilah pisau. Dua orang itu segera membawa tubuh perempuan yang pingsan itu ke mobilnya. Lalu dengan cepat pergi dari tempat itu.
- Hanif benar-benar terperanjat mendengar cerita Aditya. Bahwa lastri diusir dari rumah suaminya setelah suami dan ibu mertuanya meninggal. Dan kini tak jelas dimana keberadaan nya. Hanif menjadi iba akan nasib wanita yang pernah ia cintai itu. Hanif ingin melihat lastri bahagia. Namun lastri malah selalu dirudung penderitaan. Hanif bertekad mencari lastri.
- hari-hari menjadi suram itulah yang dirasakan monalisa. Sejak ia ditinggal hanif hidupnya terasa tiada artinya. Ia banyak mengurung dikamar nya. Ia larut dalam lamunan yang indah. Tiba-tiba lamunan nya buyar ketika pintu kamar nya diketuk seseorang. Sang mama masuk ke kamarnya. Monalisa memandang kosong pada kehadiran ibunya.
"mama boleh bicara..." tanya mamanya.
Monalisa hanya mengangguk.
"Maafkan mama mon.. Mama sekarang sadar bahwa harta bukanlah jaminan kebahagiaan. Cinta kasih dan rasa syukur adalah kebahagiaan sejati. Mama sudah salah menilai hanif. Mama sudah tahu semua dari Aldo..." kata mama dengan lembut.
---------------------Bersambung-----------------------
[Baca Part Sebelumnya - Selanjutnya - atau Baca List Part untuk melihat List Artikel agar memahami isi cerita..]



share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by sesuhay, Published at 05.07.00 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar