www.novelkaskus.com Disini Saya Kumpulkan Novel Story dan Cerita-cerita dari Kaskus

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 54

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 54

Malam ini Haris berpatroli ke pinggir desa yang dimaksud pak lurah. Aura mistis memang nampak jelas didesa yang belum dimasuki listrik itu. Kampung itu berbatasan dengan kawasan hutan yang lebat. Penduduk tampak sepi. Hanya beberapa pria dewasa yang berjaga di pos ronda. Selebihnya penduduk memilih menutup pintu dan jendela bila matahari telah terbenam.
Pukul sepuluh lewat, Haris memberhentikan motornya di rumah RW. setempat. Haris berpenampilan biasa, hingga tak ada yang mengenal nya jika ia adalah perangkat desa.
Pemuda gagah ini disambut hangat oleh pak Rw. Namun pak Rw. Tampak ketakutan saat Haris menggiring obrolan ke arah isyu siluman kelelawar itu.
"kami takut bung. Kampung ini sudah dua bulan tidak aman. Penduduk yang memiliki anak gadis sangat gelisah. Mereka takut jika anak mereka menjadi korban..."
"apa bapak tahu. Motif apa kira-kira siluman itu mencari korban" tanya hanif.
"saya kurang tahu. Kemungkinan sebagai tumbal pesugihan...."
"pesugihan... Astagfirullah..!" kata haris terkejut.
Beberapa saat kemudian putri pak Hasan, pak Rw. Itu keluar membawa minuman dan makanan kecil. Gadis belasan tahun itu tampak malu-malu.
"ini puspita.. Putri saya. Saya sangat mencemaskan keselamatan nya. Seandainya ada seseorang yang dapat mengatasi persoalan ini.." kata pak Hasan pelan.
"Insa Allah pasti setiap masalah ada jalan keluarnya pak.." sahut haris.
- suasana sejuk dan asri terlihat disebuah pesantren. Kegiatan agama dan sosial begitu terasa di lembaga keagamaan itu. Seorang pemuda berpakaian koko dengan sebuah peci hitam keluar dari asrama menuju halaman pesantren. Senyumnya terhias dibibirnya. Pemuda ini menemui dua orang gadis anggun dengan kerudung yang menambah kecantikannya. Dua gadis ini terheran-heran melihat pemuda yang menemuinya.
"Tomy, Subhanallah... Penampilan mu religius sekali..." sapa salah satu gadis.
"ya Risma dan monalisa. Aku ingin bertobat. Aku ingin berusaha merubah sikapku. Maafkan ya, atas semua kesalahan ku selama ini.." jawab Tomy.
Rupanya pemuda itu adalah tomy. Sejak peristiwa kemarin, tomy menjadi insyaf. Ia ingin menjadi orang baik. Monalisa dan Risma bersyukur atas perubahan pemuda ini.
"kalian pasti tak tahu. Siapa yang membuat aku bisa seperti ini..?" kata Tomy.
Gadis kakak beradik ini menggelengkan kepala. Lalu Tomy menunjukkan seorang pemuda berpenampilan penuh karisma yang berjalan kearah mereka.
"mas Hanif.." kata Monalisa dan Risma berbarengan.
Hanif berdiri disamping Tomy. Monalisa bahagia melihat kedatangan kekasih nya itu. Mereka berempat kemudian bercengkerama dengan begitu harmonis nya.
- Sebuah mobil mewah berhenti disebuah panti asuhan. Seorang wanita muda ayu turun dan berjalan ke panti tersebut. Anak-anak panti asuhan begitu gembira menyambutnya. Perempuan ini terlihat sangat bahagia dekat dengan anak-anak yatim piatu. Seorang pria pengasuh panti ini menemuinya dengan wajah sumringah.
"ibu Lastri selamat datang di panti asuhan griya bakti ini. Ibu adalah seorang donatur yang begitu berarti bagi kami. Ibu telah memberikan sumbangan yang sangat besar. Terima kasih banyak ibu.." kata bapak pengasuh.
"sama-sama bapak. Kebahagiaan saya ketika saya dapat berbagi kebaikan pada sesama.." sahut lastri dengan ramah.
"saya juga memiliki donatur tetap seperti ibu yang telah berjasa dalam denyut kehidupan panti ini bu.." kata pengasuh lagi.
Tak lama datang seorang pria tiga puluh tahunan berjalan kearah mereka. Pria itu terlihat sangat santun. Lastri terpana melihat kedatangan nya. Pria itu pun terkesima menatap lastri.
"mas Bagas wijaya..." gumam lastri.
Lastri mengenal nya. Dia adalah bagas wijaya, tamu yang mampir di warung nasinya.
"mbak lastri Wulandari... Sungguh keberuntungan bertemu disini.." kata Bagas.
Keduanya berjabatan tangan. Kemudian mereka bertiga bercakap-cakap dengan penuh persaudaraan.
- setelah lumayan lama berkunjung lastri hendak berpamitan pulang. Namun Bagas menawarkan diri untuk pulang bersama.
"jika mbak tidak keberatan, mbak pulang dengan saya saja. Kebetulan saya lewat daerah mbak, jalan sudirman. Itupun jika mbak tidak keberatan.."
"tapi..., baiklah mas..." kata lastri.
Kemudian lastri bersedia turut Bagas wijaya untuk pulang bersama. Lastri yakin Bagas adalah pria baik-baik.
"jika saya tahu apakah mbak sudah berkeluarga..?
Tanya bagas sambil mengemudi.
Lastri terdiam sesaat.
"sudah... Namun suami saya meninggal dalam sebuah kecelakaan." kata lastri pelan.
"oh.. Maaf. Saya tidak bermaksud...." kata bagas terputus.
"tidak apa-apa mas. Itu sudah nasib saya. Saya berusaha ikhlas dan tabah menjalani nya.." kata lastri berkaca-kaca.
Mobil Bagas berhenti disebuah sekolah taman kanak-kanak. Bagas turun dan menemui seorang anak perempuan. Lucu dan imut sekali anak itu. Lastri menebak itu anak bagas. Lastri pun turun dan menyusul bagas.
"sayang, hari ini kamu nggak nakal kan..?" tanya bagas.div style="clear: both;"> ---------------------Bersambung-----------------------
[Baca Part Sebelumnya - Selanjutnya - atau Baca List Part untuk melihat List Artikel agar memahami isi cerita..]



share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by sesuhay, Published at 04.03.00 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar