www.novelkaskus.com Disini Saya Kumpulkan Novel Story dan Cerita-cerita dari Kaskus

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 56

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 56

Risma menemani keluarga barunya sarapan pagi. Dengan penuh ketulusan ia melayani suami dan mertuanya. Tomy bahagia beristri Risma. Rupanya Risma bisa menjadi istri yang mengerti. Apalagi saat ini Risma sedang mengandung.
Tomy mengambil tas kerjanya. Ia akan berangkat ke kantor. Tomy adalah salah satu pemegang saham perusahaan papa nya. Risma mengantarkan nya sampai di teras rumah. Setelah mengecup kening istrinya itu, Tomy segera menyalakan mobilnya. Sedangkan papanya menyusul dengan mobil yang lain.
"kenapa kamu masih berdiri disitu..." tanya mamanya tomy pada Risma. Risma sedikit kaget.
"oh.. Mama. Memang nya ada apa ma...? Tanya risma lembut.
"bertanya lagi. Lihat rumah berantakan. Sana ngepel, nyuci baju, beres - beres rumah...!"
"kan ada bi Asih ma.."
"bi asih sudah mama pecat. Lagian buat apa adanya kamu disini.." kata mertua risma ketus.
Risma berusaha sabar menghadapi mertuanya yang tidak menyukai nya. Ia kemudian melaksanakan semua perintah mertuanya.
- Haris bangkit dari zikirnya. Ia kemudian menemui pak Hasan. Haris berniat memberikan semacam azimat untuk pegangan para gadis dikampung itu. Tujuannya agar para gadis itu terhindar dari ancaman siluman kelelawar. Dibantu pak Hasan, Haris membagikan azimat berupa kalung perak yang telah ia isi dengan kekuatan batiniah. Puspita turut membantu Haris. Gadis ayu ini tampak sudah nyaman bersama Haris.
"ini hanyalah sebagai sarana ikhtiar. Yang dapat menjaga keselamatan hidup kita hanya Allah. Oleh sebab itu, dekatkan diri selalu pada Tuhan. Kekuatan iblis tak akan dapat menyentuh orang-orang yang mendekatkan diri pada Tuhan..." kata Haris kepada para penduduk.
Puspita tersenyum memandang haris. Ada kekaguman dihatinya. Haris yang tak sengaja meliriknya menjadi tampak keheranan.
- seorang gadis cantik jelita dengan pesona nya yang memukau berjalan menemui pujaan hatinya. Hatinya selembut salju. Senyumnya bagai lautan madu. Dialah monalisa. Seiring rintik gerimis yang mengguyur badannya tidak ia pedulikan. Ia menemui Hanif yang saat ini tengah berada disebuah danau. Hanif tersenyum senang pada kedatangan nya. Pemuda tampan itu segera menyambut nya.
"Indah sekali danau ini ya mas.." kata monalisa.
"lebih indah sekuntum bunga yang saat ini ada dihadapan ku.." puji Hanif.
Monalisa tersipu malu.
"Mas Hanif kapankah datang ke rumah. Papa dan mama sudah merestui hubungan kita...?"
"aku pria biasa mon. Aku bukan seorang bangsawan yang banyak harta. Yang dapat ku banggakan dihadapan orang tuamu.." kata hanif.
"engkau memang tidak memiliki harta. Tapi engkau kaya hati dan itu yang ku dambakan darimu. Apalagi kini, keluarga ku sudah jatuh miskin. Aku dan keluarga ku tinggal dirumah sederhana karena perusahaan papa sudah bangkrut. Namun disanalah kami menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya..." kata gadis bermata bening ini.
Hanif menatap monalisa dalam-dalam.
"aku bangga memiliki seorang kekasih sepertimu..." kata hanif setengah berbisik.
Hanif kemudian menuntun monalisa menaiki perahu motor. Keduanya berkeliling danau dengan penuh canda tawa.
- perempuan muda yang ayu dan berwatak keibuan terlihat sumringah. Ia baru saja meresmikan pembukaan sebuah restoran mewah. Restoran yang lumayan besar dengan beraneka menu masakan sedap dan puluhan karyawan profesional. Wanita cantik berkulit kuning langsat ini adalah Lastri.
Ia membesarkan usaha warung nasinya dengan sebuah restoran elite. Disisinya tampak bagas wijaya mendampinginya dengan suka cita.
"semoga usaha kuliner mbak sukses selalu dan makin dicintai para konsumen..." ksta bagas.
"terima kasih atas dukungannya mas. Ini baru pertama saya berwiraswasta. Karena sebenarnya saya adalah orang kampung yang awam..." kata lastri.
Bagas semakin akrab dengan wanita disampingnya.
"mungkin lebih solid usaha mbak. Jika ada patner yang mendampingi mu sepenuhnya..."
lastri mengernyitkan dahi.
"maksudnya apa mas..?"
"ya ada seorang suami atau pendamping yang bersama mbak..."
lastri menjadi murung. Ia menjadi ingat almarhum suaminya. Bagas menjadi merasa bersalah dengan perubahan mimik lastri.
"maaf... Jika kata-kata saya menyinggung perasaan mbak.." kara bagas segera.
Lastri berkaca-kaca. Suaranya menjadi sendu.
"tidak apa-apa mas. Saya hanya ingat mendiang suami saya.."
lastri kemudian mohon diri untuk ke kamar kecil. Disana, ia tak dapat menahan diri. Tangisnya pecah. Airmata lastri berderai didalam kesedihan nya.
- Bagas menjadi terlihat bego setelah melihat ekspresi lastri.
"Bagas... Bodoh sekali kamu. Kenapa kamu bikin wanita yang kamu sukai bersedih..." kata bagas pada diri sendiri.




share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by sesuhay, Published at 15.56.00 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar