www.novelkaskus.com Disini Saya Kumpulkan Novel Story dan Cerita-cerita dari Kaskus

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 64

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 64

Aditya dan eyang guru kemudian melesat ke angkasa dengan ilmu kesaktian nya. Mulanya mereka masih melihat hamparan bumi yang indah dengan lautan dan daratan yang luas. Kemudian bumi terlihat seperti bola biru yang makin lama makin kecil. Hingga menembus kegelapan malam mengarah pada jutaan bintang dan planet yang gemerlapan. Aditya dan eyang guru memuji kebesaran Tuhan. Begitu besar jagat raya ini, disitu tampak alangkah kecil dan lemah nya manusia dihadapan Tuhan.
Keduanya terus meninggalkan bumi yang makin tak terlihat. Keduanya menggunakan ilmu kesaktian yang dapat melakukan perjalanan lintas galaksi dengan sangat cepat. Beberapa lama kemudian keduanya mengarah pada sebuah planet berwarna hijau. Sinar berkilauan memancar dari planet aneh itu. Itulah planet yang dimaksudkan eyang guru tempat sukma monica disekap.
- kedua orang Tomy sangat syok melihat musibah bertubi-tubi yang menimpa mereka. Belum selesai urusan fani. Kini Tomy mengalami kecelakaan. Dan terbaring lemah tak sadarkan diri dirumah sakit.
Dokter yang menangani fani mengatakan jika luka bakar fani sangat parah. Kulitnya tak bisa dipulihkan. Kecuali dengan operasi plastik yang berisiko pula. Sementara Tomy, ia kehilangan banyak darah. Dan kakinya patah karena terjepit saat kecelakaan. Jika Tomy sembuh maka Tomy tidak akan bisa berjalan lagi. Selain memakai kursi roda.
Risma yang datang ke rumah sakit terlihat berpura-pura sedih. Padahal semua adalah perbuatan nya yang tersusun rapi. Orang tua Tomy terlihat begitu cemas diruang tunggu. Mereka menanti keajaiban untuk mereka.
"yang sabar ya ma... Pa... Semua ini adalah cobaan. Pasti fani dan Tomy akan segera sembuh...." kata Risma pada mertuanya.
Kedua mertuanya tidak menjawab. Hati mereka masih terpukul.
- Risma tidak menemani mertuanya dirumah sakit. Ia pulang kerumah. Dari bibirnya tersungging senyum kepuasan. Risma kemudian masuk ke kamar mertuanya. Ia mencari sesuatu. Ia membuka laci almari pakaian ibu mertuanya. Matanya terpana melihat sebuah kotak perhiasan berisi beraneka barang berharga berlian dan emas dalam berbagai bentuk. Risma segera mengambil perhiasan itu. Ditambah kotak-kotak perhiasan lainnya. Bahkan beberapa gepok uang puluhan juta tak luput dari sasaran nya. Risma mengambil barang berharga itu dan segera keluar dari kamar mertuanya.
- keesokan paginya Risma berkunjung ke rumah orang tuanya. Ia mengenakan pakaian mewah dan tampak sangat cantik. Kini orang tua Risma tinggal dirumah yang sederhana karena mereka telah bangkrut. Namun mereka tetap bahagia.
Orang tuanya, monalisa dan Aldo menyambut Risma dengan gembira. Begitu pun Risma, namun ketika Risma menatap monalisa, wajah nya menjadi berubah.
"ada apa kamu memandang kakak seperti itu. Apa ada sesuatu yang mengganjal dihatimu..." tanya Monalisa.
"ya, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan kakak. Ini penting sekali..." kata Risma.
"bicara disini saja. Bukankah kita adalah keluarga..." kata papa Risma.
"nggak pa... Aku tidak ingin papa dan mama jadi terbebani masalah kita..." kata Risma.
Lalu Risma mengajak monalisa bicara diruangan lain. Aldo dan orang tua ketiganya hanya memandang keheranan.
"ada apa sih Risma kok berlagak formal begitu...?" tanya monalisa mengerutkan dahi.
Risma tidak menjawab. Tapi mengeluarkan sesuatu dari tas nya. Monalisa terbelalak melihat Risma mengeluarkan banyak perhiasan mahal dan beberapa tumpuk uang puluhan juta.
"ya Tuhan, darimana kamu dapat barang berharga ini. Terus maksudnya apa..." tanya monalisa memandang tidak mengerti.
"aku tahu keluarga kita sekarang miskin dan kakak butuh modal usaha, bukan. Ambilah ini semua kak. Hanya aku meminta satu permintaan...." jawab Risma.
Belum hilang penasaran monalisa dengan gelagat adiknya. Kini Risma membuat nya tambah heran.
"aku tak memerlukan bantuan yang tidak jelas dari mana asalnya. Oya, permintaan apa Risma...!"
"tinggalkan Hanif. Lupakan dia. Karena aku masih mencintai nya. Dan aku tak peduli dia kekasih kakak..."
kata Risma optimis.
Bagai mendengar suara petir. Monalisa terperanjat mendengar ucapan adiknya. Ia tak menyangka Risma masih menginginkan Hanif. Lebih dari itu Risma tampak semakin sombong.
"bawa perhiasan dan uangmu itu. Aku tidak butuh. Jika harta itu kamu maksud aku menukar dengan mas Hanif. Lagian kamu sudah menikah dengan Tomy. Sadar Risma..." kata monalisa lantang.
"tak usah sombong kak. Kamu miskin dan butuh uang kan. Ambilah dan Hanif berikan padaku..." jawab Risma dengan keras.
Monalisa menjadi marah. Lalu ia menampar Risma sebagai pelajaran kekurangajaran nya. Risma terpekik kesakitan.
"pergi kamu dari rumah ini sekarang. Kamu sudah gila Risma. Bawa semua barang-barang ini...." bentak Monalisa.
Risma menatap tajam kakaknya. Lalu membereskan semua perhiasan dan uangnya.
"ingat kak, ini semua belum berakhir. Lihat saja, Hanif akan menjadi milikku..."
kata Risma.
---------------------Bersambung-----------------------
[Baca Part Sebelumnya - Selanjutnya - atau Baca List Part untuk melihat List Artikel agar memahami isi cerita..]



share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by sesuhay, Published at 04.48.00 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar