www.novelkaskus.com Disini Saya Kumpulkan Novel Story dan Cerita-cerita dari Kaskus

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 69

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 69

Clara tersenyum dan mencoba meraih Dian. Namun Dian menatap nya dengan tatapan tidak senang.
"aku tidak mau punya mama tante Clara, mamaku mama Lastri..." pekik Dian.
Lastri terkesima mendengar ucapan bocah itu. Sementara Clara terkejut dan mulai kesal.
"aku ini mamamu. Istri papamu. Ayo panggil aku mama. Panggil aku mama...!" bentak Clara.
Dian justru ketakutan. Ia menangis dan memeluk Lastri. Kini Clara berbalik menatap Lastri dengan tajam.
"semua ini gara-gara kamu mbak. Kamu sudah meracuni otak Dian agar membenci aku kan. Kamu sengaja menjadi penghalang hubungan kami..." kata Clara.
Lastri berubah paras. Ia sangat tersinggung dengan kata-kata Clara.
"Clara... Kamu jangan sembarang bicara. Sudah dari awal aku katakan kalau aku dengan mas Bagas hanya berteman. Silahkan kalian meneruskan hubungan kalian. Tentang Dian, apa kamu bisa berkaca. Apa kamu sudah bisa menjadi sosok ibu yang baik untuknya. Kamu sama sekali tidak bisa mengerti hati seorang anak...." balas Lastri.
Merah padam wajah Clara mendengar itu.
"sekarang silahkan pergi dari rumah saya. Karena kamu tidak bisa bersikap sopan dirumah orang..." sambung Lastri.
Clara terdiam seribu bahasa. Ia menjadi pucat pasi. Lalu ia segera pergi dari rumah Lastri. Lastri kemudian menenangkan Dian. Ia membelai rambut bocah kecil itu dengan lembut.
- Raja jin tampak sedang bercengkerama dengan para pungawa nya. Ia duduk dikursi kebesaran nya. Istana raja jin bernuansa hijau cerah. Dengan kemegahan nya yang menawan.
"Wahai abdi dan rakyat ku. Kerajaan kita adalah kerajaan besar di luar angkasa ini. Siapa pun tak akan mampu mengusik kedaulatan kita. Siapa yang berani mengganggu kita, maka kita wajib menumpas nya..." kata Raja jin penuh wibawa.
"betul baginda. Namun bagaimana dengan manusia perak. Bukankah kita belum dapat mengalahkan nya..." kata sang patih.
Raja jin terdiam. Ia kemudian ingat manusia perak dan dua penduduk bumi yang tempo hari bertarung dengan nya.
"Kita pasti bisa menumpas nya. Patih, dimana kamu sembunyikan tawanan wanita kita...?" tanya raja jin.
"dia sudah ku sembunyikan ditempat yang aman. Yang tak bisa dilacak siapapun..." kata Patih.
Sang Raja tertawa pongah. Yang lain menyambutnya dengan senyum kegembiraan. Namun tiba-tiba tawa mereka tertahan.
Sebuah sinar perak berkelebat secepat kilat kehadapan mereka. Kemudian tampak siapa yang datang. Manusia perak, eyang guru dan Aditya dengan gagah perkasa tiba dihadapan mereka.
"bebaskan istri saya wahai Raja jin. Setelah itu urusan kita selesai. Jika engkau menolak, kami akan luluh lantakkan istana mu ini beserta penghuninya..." kata Aditya lantang.
"mudah sekali kamu bicara. Kemarin saja kalian tidak mampu menghadapi ku. Apalagi sekarang, kalian berhadapan dengan semua punggawaku. Kalian hanya mengantarkan nyawa datang kemari..." seru raja jin.
Aditya, manusia perak dan eyang guru saling berpandangan. Kemudian ketiganya bergerak menyerang. Manusia perak menyerang raja jin. Aditya menghadapi patih. Dan eyang guru melawan para punggawa raja jin. Tak lama terjadilah pertempuran sengit.
- Manusia perak lebih berhati-hati dan mulai paham titik kelemahan raja jin. Ia kembali beradu pedang dengan sengit. Sedangkan Aditya terlihat sama-sama kuat dan tangguhnya dengan sang patih. Sementara Eyang guru satu demi satu bisa menumbangkan musuh-musuh nya.
- siang ini Tomy dan Fani sudah dinyatakan boleh pulang oleh dokter. Keduanya sangat gembira namun sedih. Yach, karena muka fani sudah tidak cantik seperti dulu. Wajah nya rusak. Fani terlihat syok. Sedangkan Tomy tampak terkulai dikursi roda. Kedua kakinya lumpuh. Karena motivasi dari dokter dan kedua orang tua Tomy keduanya mendapat kekuatan mental. Sudah seminggu keduanya dirumah sakit.
Ayah dan ibunya Tomy membimbing keduanya pulang kerumah. Sang ayah mendorong kursi roda Tomy menuju ke mobil. Anehnya Risma tak tampak diantara mereka.
"kenapa Risma tidak datang menjenguk ku ma..." tanya Tomy.
"entahlah, istri mu makin aneh belakangan ini. Yang terpenting kamu sudah sembuh. Dan keluarga kita bisa berkumpul kembali..." jawab mama Tomy.
"fani tidak sanggup melihat wajah ini. Wajah ku rusak begini.." keluh fani.
"fani kamu harus sabar dan optimis. Tante dengar ada pengobatan yang bagus diluar negeri. Kamu bisa memperbaiki wajah mu..." hibur mamanya Tomy.
Kemudian mereka sampai dimobilnya. Papa Tomy membimbing putra nya naik ke mobil. Disusul fani.
Kemudian mobil yang dikemudikan papa Tomy melaju meninggalkan rumah sakit.
- tak berapa lama tiba lah mereka dirumah. Risma mengintip dari balik jendela. Lalu perempuan ini terlihat berpikir. Ia segera membuka pintu dan menyongsong mereka. Risma berakting pura-pura gembira menyambut kepulangan mereka.
"Syukurlah Tomy, fani kalian sudah sembuh dan bisa pulang. Tahu tidak, aku selalu berdoa agar kalian baik-baik saja. Ternyata doaku terkabul...." seru Risma.
Semua menatap keheranan. Risma mendekati fani. Ia terkejut melihat wajah fani yang ditutupi sapu tangan.
"ya Tuhan. Fani... Wajah mu kok jadi hancur begitu. Gimana sih dokter nya. Kamu jadi nggak secantik dulu lagi fani..." ejek Risma.
Fani terkejut dengan ejekan Risma. Ia menjadi lemah mental. Lalu gadis ini segera berlari masuk kamar sambil menangis. Sang mama tak tega melihat nya. Ia menatap Risma dengan tajam.
"lihat, apa yang sudah kamu lakukan.." kata ibu mertua Risma.
Perempuan separuh baya ini segera menyusul fani.
Risma kemudian berbalik pada suaminya.
---------------------Bersambung-----------------------
[Baca Part Sebelumnya - Selanjutnya - atau Baca List Part untuk melihat List Artikel agar memahami isi cerita..]



share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by sesuhay, Published at 07.19.00 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar