www.novelkaskus.com Disini Saya Kumpulkan Novel Story dan Cerita-cerita dari Kaskus

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 73

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 73

"pa.. Kenalkan ini guru Aditya, namanya Ki Maulana. Beliau lah yang menemani dan membantu Aditya mencari obat untuk Monica..." kata Aditya.
Kedua orang tua Monica segera menyalami eyang guru.
"terima kasih pak. Sudah peduli dengan kesulitan kami..." kata Bu santoso.
Eyang guru mengangguk.
"saya akan berusaha pak, bu. Sesungguhnya yang bisa memberikan kesembuhan adalah Allah semata..." kata Eyang dengan santun nya.
Kemudian eyang guru mengeluarkan sebuah botol kaca. Secara mata mata batin dapat dilihat jika didalamnya terdapat sukma Monica. Namun orang tua monica melihatnya hanya sebuah botol kosong. Eyang guru tampak membaca ayat-ayat suci didekat tubuh monica. Kemudian eyang membuka tutup botol tersebut.
- dalam pandangan eyang dan Aditya sukma Monica tampak keluar bagai kepulan asap. Sukma tersebut berputar diatas ubun - ubun monica. Tak lama sukma itu masuk ketubuh monica melalui lubang hidungnya. Keajaiban terjadi, beberapa menit kemudian Monica menggerakkan jari tangannya. Dan perlahan perempuan muda itu membuka matanya. Semua terlihat gembira dan terharu.
- Monica perlahan memandang ruangan yang tampak asing baginya. Lalu pandangan nya silih berganti memandang orang-orang terkasih yang ada disekeliling nya.
"Syukurlah nak kamu sudah siuman. Ya Tuhan akhirnya putriku sembuh..." kata bu Santoso penuh haru.
Wanita ini segera memeluk putrinya. Pak santoso membelai rambutnya. Aditya tersenyum bahagia melihatnya. Monica pun terlihat begitu bahagia meski ia tidak mengerti apa yang telah terjadi.
- Monalisa ikut ke rumah pria itu. Pria itu adalah seorang dokter. Ia tinggal sendirian karena orang tuanya tinggal di Bandung.
"malam ini kamu boleh menginap disini. Disini aman. Oh ya, kenalkan aku Damar..." kata Pria itu mengulurkan tangannya.
"aku Monalisa..." jawab Monalisa menyambut tangan Damar.
"kamu tak usah sungkan disini. Jika kamu lapar dikulkas ada bahan makanan. Mau mandi, kamar mandi ada didekat dapur. Maaf aku tak punya pembantu...." kata Damar.
"Oya istri mu atau orang tuamu dimana...?"
Damar tertawa kecil.
"istri.... Pacar saja aku tidak punya. Kalau orang tuaku dibandung. Aku memang bertugas dikota ini. Oya jika aku boleh tahu, kamu ini dari mana dan bagaimana sampai ada orang yang mengejar mu...?" tanya Bagas.
Monalisa kemudian bercerita pada Damar. Prihal teror dari orang misterius itu.
"aku benar-benar tidak mengerti. Siapa sosok orang bertopeng itu. Dan kenapa dia berniat mencelakaiku...?"
keduanya sama-sama terdiam. Damar turut berpikir.
"ya sudah tak perlu dirisaukan. Sekarang beristirahat lah dahulu. Itu kamar untuk kamu tidur..." kata Bagas seakan tak ingin membuat Monalisa banyak pikiran.
"terima kasih Damar. Kalau begitu saya permisi untuk istirahat ya..." kata Monalisa.
Monalisa masuk kamar yang telah disiapkan Damar. Pemuda ini memperhatikan nya penuh simpatik. Lalu Damar memasuki kamar nya yang lain untuk beristirahat.
- Hanif masih bingung mencari keberadaan Monalisa. Ia sudah menghubungi orang-orang terdekat Monalisa dan menyusuri pojok kota namun hasilnya nihil. Hanif iba pada keluarga Monalisa. Karena mereka begitu cemas dan sedih memikirkan Monalisa.
"aku curiga pada Risma. Kenapa ia tidak mengkhawatirkan Monalisa sedikit pun. Risma seperti nya masih menginginkan ku. Tapi apa mungkin Risma tega menyakiti kakak kandungnya itu..." gumam Hanif.
Hanif mencoba menyambungkan realita dan logika nya. Namun ia masih ragu untuk mencurigai Risma.
- malam semakin larut. Risma keluar dari kamar nya. Ia memperhatikan seisi rumah untuk memastikan semua sudah tidur. Ia melirik Tomy yang sudah lelap dalam mimpinya.
- selanjutnya Risma mengendap masuk ke kamar mertuanya. Tampak kedua mertuanya sudah tertidur pulas. Dengan hati-hati Risma menghampiri brankas dikamar itu. Ketika ia akan menekan kode brangkas itu ia terkejut karena tiba-tiba ibu mertuanya mendusin. Risma segera bertiarap. Ketika keadaan aman, Risma pun bangkit kembali.
- Risma berhasil membuka Brangkas itu. Matanya terpukau melihat beberapa tumpuk surat-surat dan dokumen penting didalamnya. Dengan cepat ia ambil surat-surat itu dan menutup brangkas itu kembali. Lalu ia segera keluar dari kamar mertuanya.
Ketika ia sampai diluar kamar ia terbelalak. Karena fani sudah berdiri dihadapan nya dengan senyum sinis.
"Oh... Jadi kamu menginginkan semua harta keluarga Tomy. Rupanya kamu licik juga Risma. Tapi sayang, kamu tak akan bisa lepas dari aku. Aku yang lebih pantas memiliki surat-surat itu. Sekarang serahkan surat-surat itu padaku dan silahkan kamu pergi dari rumah ini..." kata Fani.
Risma menatap tajam Fani.
Lalu tertawa ringan.
"enak saja kamu mau meminta surat-surat ini. Aku sudah susah payah mendapatkan nya. Fani, kamu memang pintar. Tapi kepintaran mu masih seujung kuku dari kepintaran ku..."
"aku akan berteriak agar semua isi rumah ini bangun. Mereka akan tahu jika kamu sudah mencuri dirumah ini. Lalu kamu akan ditangkap polisi dan membusuk di penjara...." kata Fani menyeringai.
Risma tertawa lagi.
"lakukan Fani. Asal kamu tahu mereka sudah ku beri obat tidur. Mereka tak akan mendengar suaramu. Mereka juga tak akan bangun ketika aku membunuh mu...!" kata Risma.
Risma mengangkat sebilah pisau ditangannya. Fani terbelalak ketakutan. Selanjutnya Risma mengamankan surat-surat ditangannya dan memburu fani dengan pisau tajam ditangannya. Fani terpekik ketakutan. Lalu berlari menaiki tangga lantai atas. Risma mengikuti nya dengan tawa iblis nya.
---------------------Bersambung-----------------------
[Baca Part Sebelumnya - Selanjutnya - atau Baca List Part untuk melihat List Artikel agar memahami isi cerita..]



share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by sesuhay, Published at 05.57.00 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar