www.novelkaskus.com Disini Saya Kumpulkan Novel Story dan Cerita-cerita dari Kaskus

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 74

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 74

Fani masuk kesebuah kamar. Ia segera menutup pintu dan bersembunyi di dalam lemari pakaian. Tak lama Risma pun masuk ke kamar yang remang-remang itu. Risma melirik kesana-kemari sambil mengacungkan pisau nya.
"Fani... Kamu ngumpet dimana. Aku mau main-main sama kamu...." kata Risma.
Risma berkeliling kamar hingga ia berada didepan lemari tersebut. Ia menyeringai. Lalu ia segera membuka pintu lemari tersebut dengan kuat. Tampak fani yang sedang jongkok didalam lemari. Risma menusukan pisau nya ke tubuh fani. Fani menghindar ke samping. Pisau Risma meleset. Fani bangkit dan berusaha merebut pisau itu. Risma menampar muka fani. Fani menjerit kesakitan. Kemudian fani menendang perut Risma. Risma pun terjengkang hingga jatuh ke ranjang. Sedangkan pisau nya terlempar.
- fani berusaha mengambil pisau itu tapi Risma keburu menarik kedua kakinya hingga fani jatuh ke lantai. Risma bangkit dan menjambak rambut fani. Lalu membenturkan kepala fani ke ubin. Fani menyikut muka Risma. Lalu fani bangkit dan gantian membenturkan kepala Risma ke dinding. Risma akhirnya terkulai dan jatuh pingsan.
- dengan nafas terengah-engah Fani turun ke lantai bawah. Fani berniat mengambil surat-surat itu. Tapi tiba-tiba dari atas Risma berjalan cepat kebawah dengan mengacungkan pisau nya. Fani ketakutan. Ia segera berlari membuka pintu. Kemudian dengan gugup ia berlari ke garasi mobil. Risma mengikuti nya dengan buas. Fani segera menyalakan mobilnya dan kabur.
- fajar telah menyingsing. Damar terbangun dari tidurnya. Ia segera bangkit dan keluar dari kamarnya. Damar terpana karena Monalisa rupanya sudah bangun. Gadis cantik itu sudah mandi dan tengah menyiapkan sarapan.
"Monalisa... Kamu sudah bangun. Merapikan rumah dan ini kamu buat sarapan..."
"nggak usah heran. Memasak itu tugas cewek kan. Anggap saja ini sebagai ucapan terima kasih aku karena kamu sudah menolong aku..." kata Monalisa sambil tersenyum.
Damar memperhatikan Monalisa dengan seksama. Monalisa melirik Damar keheranan.
- "aku mau pamit Damar. Aku mau kembali ke jakarta. Karena sudah seminggu aku menghilang pasti keluarga ku sangat cemas..." kata Monalisa ketika mereka selesai sarapan.
"bagaimana jika ku antar kebetulan hari ini aku libur..." kata Damar menawarkan.
Monalisa menatap Damar. Pemuda itu malah menggoda nya.
"ayolah tidak usah banyak mikir. Kamu nggak mau kan kalau tiba-tiba ketemu orang misterius itu..." kata Damar.
Monalisa membenarkan analisis Damar. Diam-diam didalam hati Monalisa masih dihantui ketakutan itu.
- Lastri telah berkemas untuk segera berangkat ke restoran nya. Sopir pribadi nya telah siap mengantarkan nya. Setelah berdandan rapi Lastri pun segera masuk ke mobilnya. Mobilnya pun segera meluncur dengan cepat dikeramaian kota. Ketika mobilnya terhenti dilampu merah Lastri terkesima melihat mobil yang berhenti disamping mobilnya. Ia melihat dua sosok pria yang sangat familiar dalam ingatan nya.
"Mas Hanif... Mas Aditya...!" kata Lastri pelan.
Disamping mobilnya tampak Hanif dan Aditya dalam satu mobil. Mereka terlihat akan ke kantor. Mereka tidak melihat jika mobil disebelah mereka adalah mobil Lastri.
- "Oh... Jadi Monica baru saja mengalami koma. Dan engkau membebaskan sukma monica yang ditawan raja jin..." tanya Hanif.
Mereka masih didalam mobil.
"ya... Alhamdulillah Monica sudah sembuh. Semua karena bantuan eyang guru..." jawab Aditya.
"syukurlah... Aku sendiri sedang mengalami masalah Dit. Monalisa hilang..." kata Hanif serius.
"Ya Tuhan. Monalisa hilang. Lalu apakah engkau sudah mencari nya...?"
Hanif belum sempat menjawab ketika ia dan Aditya dikagetkan oleh kejadian didepan sana. Sebuah mobil tampak sedang diberhentikan oleh tiga orang perampok. Perampok itu memaksa penumpang nya keluar dan meminta barang-barang nya.
- Aditya dan Hanif merasa terpanggil untuk menolong korban perampokan didepan sana. Aditya menghentikan mobilnya didekat mereka. Lalu Aditya dan Hanif segera menghampiri mereka. Aditya dan Hanif terperanjat melihat siapa yang menjadi korban perampokan itu. Ia adalah Lastri, wanita yang pernah mengisi hati keduanya. Lastri pun tampak terkesima melihat keduanya.
"lepaskan mereka dan pergi dari sini. Perbuatan kalian hanya merugikan orang lain saja..." kata Aditya pada para perampok itu.
"jangan ikut campur. Kalian sudah bosan hidup hah..." jawab salah seorang perampok.
Lantas para perampok itu memburu Aditya dan Hanif. Mereka menyerang dua sahabat itu dengan tendangan dan pukulan. Aditya dan Hanif sudah siap meladeninya. Akhirnya terjadi lah perkelahian antara mereka.
- tidak cukup sulit melumpuhkan para perampok itu. Dengan kepandaian silat yang dimiliki keduanya akhirnya para perampok itu bertumbangan ke tanah. Mereka akhirnya kabur dengan sepeda motor nya. Selanjutnya Hanif dan Aditya menghampiri Lastri.
"kamu tidak apa-apa Lastri...?" tanya Hanif.
"tidak apa-apa mas. Terima kasih atas pertolongan nya..." kata Lastri.
Mata Lastri beradu pandang dengan Hanif untuk beberapa saat. Akhirnya semua kenangan cinta keduanya dimasa lalu terbayang kembali di pelupuk mata. Lastri meneteskan airmata. Kemudian ia memeluk Hanif, satu-satunya pria yang ia cintai. Hanif pun larut dalam perasaan nya. Ia belai rambut Lastri penuh kasih. Aditya berdiri terpaku melihat keduanya.
"maafkan aku Lastri, aku tidak bisa menjaga mu selalu. Aku pernah meragukan kesetiaan mu..." kata Hanif.
"aku juga minta maaf mas Hanif. Aku tidak bisa menjaga kesetiaan ku. Aku menikah dengan yuda...." kata Monalisa.
---------------------Bersambung-----------------------
[Baca Part Sebelumnya - Selanjutnya - atau Baca List Part untuk melihat List Artikel agar memahami isi cerita..]



share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by sesuhay, Published at 05.58.00 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar