www.novelkaskus.com Disini Saya Kumpulkan Novel Story dan Cerita-cerita dari Kaskus

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 75

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 75

Lastri tak berkedip menatap gugusan bukit yang menghijau dengan hamparan sawah dilereng nya. Alam begitu indah dan menawan memberi ketentraman hati yang memandang nya. Semilir angin bertiup membelai rambut panjang Lastri. Perempuan ayu ini menikmati nostalgia yang pernah ia jalani bersama Hanif. Hanif turut menatap panorama alam disenja ini. Memandang burung-burung yang terbang kembali ke sarang nya setelah seharian mencari rezeki Tuhan.
"Aku tidak menduga akan dipertemukan kembali seperti ini mas Hanif...." kata Lastri memulai pembicaraan.
"semua sudah diatur oleh yang Diatas. Ada saatnya kita bertemu, berpisah dan kini kita dipertemukan lagi..." kata Hanif.
Lastri melirik pemuda yang terus menatap indah nya alam itu.
"apakah perasaan mu masih seperti dulu mas. Ataukah engkau sudah melupakan semua yang pernah kita lalui...?"
Hanif termenung sejenak. Lalu berbalik arah menatap Lastri.
"Aku tetap menyayangi mu Lastri sama seperti awal kita bertemu. Hanya..." Hanif berat meneruskan ucapan nya.
Lastri melihat kebingungan diwajah Hanif. Perempuan anggun ini paham apa yang dirasakan nya.
"aku tahu mas. Saat ini engkau sudah memiliki kekasih. Dan tentunya dia dapat membahagiakan mu. Aku ikhlas mas. Aku turut bahagia jika engkau bahagia...."
butir-butir bening membasahi pipi Lastri. Ia hanyut dalam perasaan yang bercampur baur. Hanif meraih kepala perempuan yang pernah ia cintai itu dan membiarkan nya bersandar didada nya.
- Damar dan Monalisa sudah sampai dikota metropolitan. Keduanya menuju rumah orang tua Monalisa. Sesampainya dirumah, keluarga Monalisa menyambut mereka dengan suka cita. Mereka bersyukur Monalisa telah kembali dengan selamat. Orang tua Monalisa sedikit heran, kenapa Monalisa diantar Damar bukannya Hanif. Akhirnya Monalisa menceritakan semua hal yang terjadi. Orang tuanya dan Aldo tampak berdebar mendengar cerita putrinya tersebut.
"kak, kami dan mas Hanif sangat mengkhawatirkan keselamatan kakak. Alhamdulillah kakak selamat dan bisa pulang dengan selamat.." kata Aldo.
"tapi papa kuatir orang itu akan mengejar mu lagi monalisa..." kata papa panik.
Monalisa terdiam. Fikiran nya melayang jauh. Damar memperhatikan nya dengan heran.
"justru itu yang sedang ku selidiki pa.. Aku ingin tahu siapa dia adanya..." kata Monalisa.
"aku akan membantumu Mon. Mudah-mudahan kita bisa segera menangkap dan menyerahkannya pada yang berwajib..." kata Damar.
Monalisa memandang dokter muda disamping nya. Gadis ini salut akan kesediaan dan kepedulian nya.
- Risma membawa sebuah mangkuk berisi makanan dan segelas susu ke ruangan ayah mertuanya. Ia memasak makanan kesukaan ayah mertuanya.
"Pa... Risma membuat makanan kesukaan papa. Bubur kacang hijau. Ayi pa dimakan mumpung masih panas..." kata Risma lembut.
Ayah mertuanya mengerutkan dahi. Ia tampak ragu. Risma mengetahui keraguan mertuanya itu. Dengan senyum manis ia melangkah dan memijat pundak ayah mertuanya itu.
"Pa.. Kenapa papa ragu. Papa takut makanan ini ku beri racun. Tidak mungkin lah pa. Risma sangat sayang sama papa. Papa sudah ku anggap seperti papaku sendiri. Kalau papa menolak berarti papa memang benar-benar tidak mau menerima ku sebagai menantu papa. Dan Risma akan kecewa sekali..." kata Risma dengan sedih.
Ayah mertuanya memandang Risma.
"baiklah Papa percaya padamu..."
kemudian ayah mertua Risma memakan bubur kacang hijau itu. Ia lahap sekali karena memang masakan menantunya lumayan enak. Risma tersenyum puas.
"Ayo Pa habiskan makanan itu. Sebentar lagi kamu hilang kesadaran mu.." kata Risma dalam hati.
- mertua lelaki Risma merasakan pusing kepala. Ia seperti mabuk. Tak berapa lama Risma datang menghampiri nya membawa sebuah maff. Risma membuka maff itu dan meletakkan dimeja dihadapan mertuanya itu.
"Pa tolong tandatangani surat ini..." kata Risma.
Mertua Risma tampak mabuk. Pandangannya kabur. Pikiran nya tidak bekerja normal.
"surat apa ini Risma..."
"Pa.. Ini cuma surat dari dokter untuk perawatan bayiku ini. Calon cucu papa.." kata Risma sambil mengelus perutnya.
Risma tersebut meyakinkan. Lalu memberikan sebatang pena pada mertuanya. Ayah mertuanya kemudian segera menandatangani surat itu tanpa membaca nya lebih dulu. Risma kemudian mengambil surat itu.
"terima kasih pa..."
Risma kemudian segera meninggalkan mertua lelakinya itu sambil membawa surat dalam maff itu.
"sebentar lagi aku akan menjadi pemilik dan penguasa dirumah ini. Dasar, mertua bodoh..." katanya dalam hati.
- Risma tersenyum puas. Rencana demi rencananya berjalan mulus. Ia bisa membuat Fani cacat, Tomy lumpuh dan sebentar lagi semua aset keluarga Tomy menjadi miliknya. Fani pun kini sudah kabur dan tak berani untuk kembali. Tapi Risma memiliki rasa takut, kemungkinan Fani akan kembali dengan serangan yang tidak terduga.
- Risma masuk ke dalam kamar nya. Tomy tampak duduk melamun dikursi rodanya. Risma tidak menghiraukan nya. Ia langsung berbaring di ranjang.
---------------------Bersambung-----------------------
[Baca Part Sebelumnya - Selanjutnya - atau Baca List Part untuk melihat List Artikel agar memahami isi cerita..]



share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by sesuhay, Published at 16.29.00 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar