www.novelkaskus.com Disini Saya Kumpulkan Novel Story dan Cerita-cerita dari Kaskus

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 80

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 80

Kedua orang tua Tomy terlihat begitu tersiksa dirumahnya sendiri. Itu karena perlakuan Risma yang begitu kejam. Setiap hari mereka harus bekerja seperti pembantu. Jika mereka melakukan kesalahan maka Risma tidak segan-segan memukul mereka.
"apa yang harus kita lakukan Tom. Mama tidak kuat setiap hari diperlakukan seperti ini oleh Risma..." kata Mama.
Tomy tampak berfikir.
"apa kita pergi saja dari rumah kita ini ma..." jawab papa.
"lantas kita harus tinggal dimana. Kita sudah tidak punya apa-apa..." kata mama.
"satu-satunya orang yang bisa menolong kita adalah Fani. Sayang sekali, sekarang ia ada dimana..." kata Tomy.
Ketiga tampak berpikir keras. Mereka berharap suatu saat fani akan datang dan menolong mereka.
- seseorang berpakaian hitam dengan wajah ditutup kain hitam seperti ninja tampak bergerak mencurigakan di lorong rumah sakit. Kondisi yang sudah larut malam dan suasana yang lengang membuatnya leluasa bergerak. Ia mengarah ke ruangan dimana Monalisa dirawat.
- orang itu masuk ke ruang Monalisa yang tanpa penjagaan. Tampak monalisa masih terbaring lemah dan koma. Seperangkat alat pernafasan dan infus terlihat menopang Monalisa. Orang misterius ini berjalan mendekat. Lalu ia mencopot selang oksigen yang menempel di hidung Monalisa. Tiba-tiba Monalisa bergetar kuat. Ia kesulitan bernafas. Dadanya sesak.
- Damar yang baru saja kembali dan masuk ke ruangan tersebut sangat terkejut melihat ada orang asing berniat jahat pada monalisa. Damar langsung bergegas kearah ranjang.
"siapa kamu. Apa yang kamu lakukan pada Monalisa hah...!" bentak Damar.
Damar langsung menarik baju orang itu dan meninjunya hingga orang itu terpental ke dinding. Damar segera memasang alat oksigen Monalisa kembali. Lalu ia menghampiri orang bertopeng itu.
- Damar memukul orang itu lagi. Namun tiba-tiba orang itu mengeluarkan sebilah pisau. Dan sebuah tusukan tak terhindarkan bersarang di perut Damar.
- Damar ambruk kesakitan ke lantai. Darah mengalir deras. Melihat itu, orang bertopeng itu bergegas keluar. Namun begitu ia membuka pintu tampak Hanif dan Aldo baru saja datang.
- melihat Damar tergeletak dengan luka diperutnya Hanif dan Aldo terkejut bukan main. Hanif segera mengejar orang itu sedang Aldo menolong Damar.
- Hanif mengejar orang itu hingga ke luar rumah sakit. Hanif melompat ke udara dan begitu ia mendarat sudah berada dihadapan orang itu. Orang bertopeng itu terkejut. Tanpa pikir panjang orang itu langsung menyerang Hanif. Terjadilah perkelahian sengit.
- tak sulit menumbangkan orang itu. Dengan bekal beladiri yang mumpuni Hanif dapat memukul telak orang itu hingga dalam sebuah tendangan keras orang itu tersungkur ke tanah.
- Hanif membuka topeng orang itu yang rupanya seorang pria berpenampilan preman. Hanif tidak mengenal nya. Hanif menarik tubuh pria itu agar berdiri.
"katakan siapa yang menyuruh mu. Kenapa engkau ingin mencelakai monalisa..." gertak Hanif.
Pria itu ketakutan dan bingung.
"katakan cepat, kalau tidak ku habisi nyawamu..." kata Hanif dengan keras. Dalam ketegasan nya Hanif tampak begitu gagah perkasa.
"dia... a... a... adalah...." kata pria itu terbata-bata.
Belum lagi pria itu menyelesaikan ucapan nya sebuah tembakan dari jarak jauh berdesing dan mendarat dipunggung pria itu.
- pria itu terpekik keras. Sebuah peluru menembus jantungnya. Hanif terbelalak. Ia mencari arah penembak itu. Rupanya penembak itu datang dari sebuah mobil. Tak lama mobil itu pun bergerak kabur dengan cepat. Sedangkan pria dihadapan Hanif tampak meregang nyawa dan tewas roboh ke tanah. Hanif menyaksikan semua kejadian itu dengan tatap tajam. Rupanya ia gagal menyibak misteri itu. Dan jawaban nya ada pada orang yang menembak dan segera kabur itu.
- Pihak kepolisian segera melakukan penyelidikan dan pengawalan pada monalisa dan Damar. Bukan tidak mungkin keselamatan Monalisa dan Damar saat ini terancam. Monalisa sudah dipindahkan ke ruangan yang lebih aman. Sedangkan Damar sedang menjalani perawatan intensif. Untungnya luka diperutnya tidak mengenai organ dalamnya. Damar bisa diselamatkan.
"kak apa kakak bisa menganalisa siapa kira-kira dalang dari semua kejadian tadi..." tanya Aldo pada Hanif di ruang tunggu pasien.
"aku belum bisa menebak. Tapi jawaban nya ada pada orang yang menembak itu. Selama aku bersama Monalisa, aku belum pernah melihat ia punya musuh atau orang yang pernah berurusan dengan nya..." jawab Hanif.
Aldo terdiam. Ia sependapat dengan Hanif. Monalisa memang tak punya musuh. Dulu memang pernah bermasalah dengan Tomy. Tapi kini Tomy sudah bertobat bahkan beristri Risma. Sebagai penebus kesalahan nya yang lalu.
---------------------Bersambung-----------------------
[Baca Part Sebelumnya - Selanjutnya - atau Baca List Part untuk melihat List Artikel agar memahami isi cerita..]



share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by sesuhay, Published at 04.24.00 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar