www.novelkaskus.com Disini Saya Kumpulkan Novel Story dan Cerita-cerita dari Kaskus

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 82

Jangan Jadikan Aku Tumbal Pesugihan - 82

Lastri penuh perhatian mendengar cerita ibu itu.
"Widuri mungkin kecewa karena ibu tidak bisa mencukupi kebutuhan nya. Karena ibu miskin. Tapi ibu sangat menyayangi nya, walau ia sering melawan ibu dan jarang pulang kerumah..." kata sang ibu.
Perempuan paruh baya itu terlihat meneteskan airmata.
"ibu yang sabar ya. Mungkin suatu hari nanti ketika anak ibu makin dewasa dia akan sadar dan bisa menerima semuanya..." kata Lastri memberi kekuatan.
- Hanif, Aditya dan Risma tiba dirumah sakit. Disana terlihat Aldo dan kedua orang tuanya. Aldo menceritakan jika keadaan Monalisa belum siuman. Monalisa masih terbaring koma. Mendengar itu Hanif tampak begitu sedih. Pemuda gagah ini masuk keruangan Monalisa. Ia menatapi wajah kekasihnya yang tidak berdaya.
- Risma menyusul nya. Ia memandang Hanif yang tampak begitu sedih.
"Mas... Yakinlah Monalisa pasti akan sembuh. Jangan lah engkau larut dalam kesedihan mu. Engkau harus pikirkan dirimu juga...." kata Risma.
"untuk saat ini menukar nyawa ku dengan Monalisa pun aku mau..." kata Hanif.
Risma berubah muka. Ia sangat kesal dan cemburu melihat Hanif begitu perhatian pada Monalisa.
"mas jangan bodoh begitu. Kamu pikir hidupmu dihabiskan sia - sia begitu saja. Kamu sudah hilang logika, hilang kesadaran mu hanya karena Kak Monalisa...."
Risma kemudian keluar dari ruangan ICU tersebut dengan kesal dan kecewa. Diluar Aldo dan kedua orang tuanya memperhatikan dengan heran. Risma tak menghiraukan mereka. Ia terus berlalu pergi meninggalkan rumah sakit. Didalam mobil Risma menangis tersedu-sedu.
- Aditya menghampiri Hanif yang berdiri mematung dibalkon rumah nya sepulang dari rumah sakit.ada sesuatu yang mengganjal dan ingin ia bicarakan dengan Hanif.
"Nif... Sepertinya perempuan bernama Risma itu cinta kepada mu ya...?" tanya Aditya.
"Iya... Tapi aku tak mencintai nya. Aku lebih mencintai Monalisa. Monalisa dimata ku adalah perempuan yang sempurna secara hati..." kata Hanif tanpa menoleh sahabat nya itu.
Aditya tersenyum sambil manggut-manggut.
"selama ini bagaimana hubungan adik kakak itu..."
"hubungan Risma dan Monalisa kurang harmonis..." jawab Hanif pelan.
- Hanif tidak mengerti maksud pertanyaan Aditya. Ia pandang sorot mata sahabat nya dengan serius.
"memangnya ada apa Dit..?" tanya Hanif.
"menurut mu masuk akal tidak. Jika Risma berusaha menyingkirkan Monalisa agar bisa mendapatkan mu seutuhnya..." kata Aditya.
Hanif terkejut. Ia seolah mendapat berita yang menghebohkan.
"itu masuk akal Dit. Cuma mungkinkah Risma tega seperti itu..."
"itu masih sebatas hipotesa Nif. Sebaiknya kamu selidiki secara teliti..." kata Aditya.
Hanif membenarkan kata-kata Aditya. Ia memang heran dengan Risma yang begitu berambisi memiliki nya.
- Risma marah besar pagi ini. Karena ibu mertuanya belum menyiapkan sarapan sedang Risma harus segera ke kantornya.
"dasar pemalas... Kenapa kamu tidak menyiapkan sarapan. Apa saja yang kamu lakukan...!" bentak Risma pada ibu mertuanya.
"maafkan aku Risma, mama lagi kurang enak badan. Sekarang mama mau masak. Kamu tunggu sebentar ya..." kata mertua Risma.
Risma menjadi kesal.
"kamu memang pintar alasan. Aku ini nyonya dirumah ini, ngapain kamu ngatur - ngatur aku...."
Risma kemudian meninggalkan ibu mertuanya dimeja makan. Ia segera berkemas dan pergi ke kantor.
- ibu mertua Risma menangis. Ia tak menyangka hidupnya akan seburuk ini. Tomy kemudian muncul dari kamar. Ia mengayuh kursi rodanya mendekati mamanya.
"maafkan Tomy ma... Ini semua salah Tomy, tidak bisa menjaga keluarga kita. Hingga Risma sewenang-wenang kepada kita.."
"kamu nggak salah Tom. Ini salah mama. Dulu mama memperlakukan Risma dengan tidak baik. Wajar sekarang ia balas dendam. Seandainya mama bisa menerima nya sebagai menantu pada waktu itu. Mama sekarang sadar tapi semua sudah terlambat..." kata mama.
"yang sudah berlalu biarlah berlalu ma. Yang penting sekarang kita masih bersama dalam keadaan apapun...." kata Tomy.
Sang mama terlihat tersenyum bahagia. Hatinya bahagia masih memiliki putra yang sangat menyayangi nya.
---------------------Bersambung-----------------------
[Baca Part Sebelumnya - Selanjutnya - atau Baca List Part untuk melihat List Artikel agar memahami isi cerita..]



share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by sesuhay, Published at 05.52.00 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar